Sabtu, 13 November 2010

Laporan Praktikum Presisi dan Akuarsi Suatu Pengukuran


BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam penelitian, dilakukan pengukuran terhadap variabel-variabel terikat dan variabel bebas untuk memecahkan masalah.  Dalam melakukan pengukuran diperlukan suatu ketelitian agar hasil yang diharapkan dapat maksimal (Riyanto, 1996). Di setiap melakukan pengukuran, selalu saja terdapat error pada hasil pengukuran tersebut, kita akan mendapatkan hasil yang tidak benar-benar sama dari beberapa kali pengulangan. Hasi dari beberapa pengulangan akan memberikan hasil yang mendekati angka sebenarnya. Hal tersebut dapat dikatakan presisi.
Dalam praktikum kali ini, kami melakukan percobaan yang dilakukan untuk menguji tingkat presisi dan akurasi pada suatu alat pengukuran. Diharapkan dari hasil praktikum ini didapatkan perbandingan tingkat presisi dan akurasi dari alat.

Keandalan Pengukuran (Reliability of Measurement)
Beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan keandalan pengukuran adalah presisi (precision) dan akurasi (accu acy). The precision of a measurement describes the units you used to measure something. For example, you might describe your height as 'about 6 feet'. That wouldn't be very precise. If however you said that you were '74 inches tall', that would be more precise. The accuracy of a measurement describes how close it is to the 'real' value. This real value need not be very precise; it just needs to be the 'accepted correct value'.
  Presisi adalah derajat kedekatan kesamaan pengukuran antara satu dengan lainnya. Jika hasil pengukuran saling berdekatan (mengumpul) maka dikatakan mempunyai presisi tinggi dan sebaliknya jika hasil pengukuran menyebar maka dikatakan mempunyai presisi rendah. Presisi diindikasikan dengan penyebaran distribusi probabilitas. Distribusi yang sempit mempunyai presisi tinggi dan sebaliknya. Ukuran presisi yang sering digunakan adalah standar deviasi ( σ). Presisi tinggi nilai standar deviasinya kecil dan sebaliknya.
Presisi tinggi Presisi rendah
Akurasi adalah derajat kedekatan pengukuran terhadap nilai sebenarnya. Akurasi mencakup tidak hanya kesalahan acak, tetapi juga bias yang disebabkan oleh kesalahan sistematik yang tidak terkoreksi. Jika tidak ada bias kesalahan sistematik maka standar deviasi dapat dipakai untuk menyatakan akurasi.
Gambar Salah Sistematik
Derajat ketidakpastian ( uncertainty)
Derajat ketidakpastian adalah selang nilai ukuran yang didalamnya diprediksi kesalahan pengukuran telah tereduksi ( bab 6. Konsep Pengukuran.pdf)

Perhitungan standard error berbeda-beda tergantung pada penduganya, misal untuk mean menggunakan standard error mean (SE(mean)). Rumus SE(mean) adalah SE(mean) = Standar deviation/√(sample size), ini menunjukkan bahwa nilai SE(mean) bergantung pada standard deviation dan ukuran sample. Dari rumus tersebut dapat diketahui pula bahwa nilai standard error akan turun apabila ukuran sample diperbanyak dan variance atau standard deviation sample dikurangi. Oleh karena itu, standard error dapat digunakan untuk menentukan dan mengontrol ukuran sample, hal ini berbeda dengan standard deviation yang nilainya tidak dipengaruhi ukuran sample.
Standard error dapat menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari penduga atau statistic. Standard error juga dapat diintepretasikan seberapa akurat penduga dalam menduga parameter (Rahmantya, 2009)
B.     Masalah
1.       Bagaimana tingkat presisi dan akurasi pada tiap-tiap orang yang melakukan pengukuran ?
2.       Dari 2 alat pengukuran yakni pipet bulk dan pipet tetes, manakah yang memilki tingkat akurasi dan presisi yang lebih tinggi ?
3.       Selain alat eksperimen, apakah ada faktor lain yang mempengaruhi presisi dan akurasi dari suatu penelitian ?

C.      Tujuan
a.       Mengetahui tingkat akurasi dan presisi yang dimiliki seseorang
b.      Mengetahui akurasi dan presisi dari alat pengukuran yaitu pipet tes, pipet bulk dan penggaris
c.       Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi presisi dan akurasi dari suatu pengamatan



BAB II
METODEOLOGI
·         Alat dan Bahan
a.       Alat :
Kasus 1 :
Alat yang digunakan dalam kasus 1 adalah pipet tetes, pipet bulk, gelas kimia, timbangan analitik, cawan petri, alat tulis
Kasus 2  :
Alat yang digunakan penggaris dan ubin

b.      Bahan :
Air

·          Cara kerja :
ü  Kasus 1
1.   Sediakan alat-alat yang diperlukan untukpercobaan pada kasus 1.
2.   Gelas kimia diisi oleh air
3.    Cawan petri  diletakkan diatas timbangan analitik dan dikalibrasi
4.   Dilakukan pengmbilan air dengan menggunakan pipet tetes dan teteskan 5 tetes air ke dalam cawan petri
5.   Dihitung massa air dan dicatat hsilnya
6.   Lakukan percobaan tersebut sebanyak 5 kali percobaan
7.   Lakukan percobaan yang sama dengan menggunakan pipet bulk
8.   Dilakukan perhitungan mean dan standar deviasi dari setiap individu dan group.

ü  Kasus 2
1.   Di ukur panjang dan lebar dari setiap 50 ubin
2.   Dihitung luas dari setiap ubin
3.   Ditentukan mean dan standar deviasi dari 50 ubin tersebut




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.     Hasil

KASUS 1
ü  Hasil percobaan pengetesan dengan menggunakan pipet tetes
·               Rata-rata, standar deviasi, dan standar error per-orang
PERCOBAAN
YUNA
RINNI
NITA
Rata-rata
0,224
0,270
0,334
Standar Deviasi
0,026
0,019
0,025
Standar Error
0,012
0,008
0,011
Tabel 1. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran  per-orang dengan menggunakan pipet tetes dalam praktikum presisi dan akurasi

Hasil pengukuran dengan menggunakan pipet tetes didapatkan rata-rata yang paling tertinggi adalah pada pengukuran yang dilakukan oleh nita yaitu 0,334 dan yang terendah terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh yuna yakni 0,224. Untuk standar deviasi tertinggi berada pada pengukuran yang dilakukan yuna yaitu 0,026 dan deviasi terendah berada pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni yakni 0,019. Berati tingkat presisi tertinggi terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni. Standar error yang tertinggi berada pada pengukuran yang dilakukan oleh yuna yakni 0,012 dan yang terendah terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni yakni 0,008 berati tingkat akurasi tertinggi terdapat pada rinni.

·               Rata-rata, standar deviasi dan standar error per kelompok :
Rata-rata
0,276
Standar Deviasi
0,052
Standar Error
0, 013
Tabel 2. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar  error dari pengukuran  per-kelompok dengan menggunakan pipet tetes dalam praktikum presisi dan akurasi
     
      Hasil pengkuran perkelompok didapatkan rata-rata 0,276; untuk standar deviasi didapatkan 0,052 dan untuk standar errornya adalah 0,013

ü  Hasil percobaan dengan menggunakan pipet bulk’
·               Rata-rata, standar deviasi, dan standar error per-orang
PERCOBAAN
RINNI
YUNA
NITA
Rata-rata
0,364
0,364
0,342
Standar Deviasi
0,016
0,018
0,031
Standar Error
0,007
0,008
0,013
Tabel 3. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran  per-orang dengan menggunakan pipet tetes bulk  praktikum presisi dan akurasi

Hasil pengukuran dengan menggunakan pipet bulk didapatkan rata-rata yang paling tertinggi adalah pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni dan nita yaitu 0,364 dan yang terendah terdapat pada yuna yakni 0,342. Untuk standar deviasi tertinggi berada pada nita yaitu 0,031 dan deviasi terendah pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni yaitu 0,016. Berati presisi tertinggi terletak pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni. Standar error yang tertinggi berada pada pengukuran yang dilakukan oleh nita yakni 0,013 dan yang terendah terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni yaitu  0,007.

·               Rata-rata dan Standar deviasi per kelompok :
Rata-rata
0,842
Standar Deviasi
0,024
Standar Error
0,006
                       








Tabel 4. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran  per-kelompok  dengan menggunakan pipet tetes bulk  praktikum presisi dan akurasi

      Hasil pengkuran perkelompok didapatkan rata-rata 0,842; untuk standar deviasi didapatkan 0,024 dan untuk standar errornya adalah 0,006
           

KASUS 2
·               Tabel pengukuran panjang, lebar, luas, luas rata-rata dan standar deviasi dari 50 ubin
Rata-rata
87569,08
Standar Deviasi
497,93
Standar Error
70,42
Tabel 5. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran 50 ubin dengan penggaris
Dari hasil pengukuran 50 ubin didapatkan rata-rata 87569,08; standar deviasinya 497,93 dan standar error nya adalah 70,42



B.     Pembahasan
Pada tabel 1 dapat dilihat tingkat presisi dan akurasi dari setiap pengukuran yang dilakukan setiap individu . Dari tabel tersebut dapat dilihat tingkat presisi tertinggi terletak pengukuran yang dilakukan oleh rinni. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasinya paling kecil yakni 0,019 dibandingkan hasil standar deviasi dari pengukuran yang dilakukan oleh nita. Dan yang memiliki tingkat presisi yang paling buruk adalah pengukuran yang dilakukan oleh yuna, dengan standar deviasi paling tinggi yakni 0,026. Standar deviasi merupakan suatu patokan yang menunjukkan tingkat presisinya seseorang. Semakin kecil standar deviasinya, maka semakin tinggi pula tingkat presisinya. Hal ini sesuai dengan dasar teori pada bab 6. Konsep Pengukuran.pdf. Lalu untuk tingkat akurasi, dapat dilihat akurasi tertinggi didapatkanoleh rinni dengan nilai standar error yang paling kecil yakni 0,008. Standar error menunjukkan tingkat akurasi dari suatu pengukuran, semakin kecil nilai standar error, semakin tinggi tingkat akursi suatu pengukuran. hal ini sesuai dengan apa  yang dikemukakan di dasar teori oleh Rahmatya, Krisna. 2009.
Pada tabel 2 dapat dilihat tingkat presisi dan akurasi dari setiap pengukuran yang dilakukan setiap individu dengan menggunakan pipet bulk . Dari tabel tersebut dapat dilihat tingkat presisi tertinggi terletak pengukuran yang dilakukan oleh rinni. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasinya paling kecil yakni 0,016 dibandingkan hasil standar deviasi dari pengukuran yang dilakukan oleh yuna yakni 0,018 . Dan yang memiliki tingkat presisi yang paling buruk adalah pengukuran yang dilakukan oleh nita, dengan standar deviasi paling tinggi yakni 0,031. Lalu untuk tingkat akurasi, dapat dilihat akurasi tertinggi didapatkan oleh rinni dengan nilai standar error yang paling kecil yakni 0,007. Dan tingkat akuarsi terendah terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh nita dengan nilai standar error tertinggi yakni 0,013.
Dari tabel 1 dan 3 dapat dilihat tingkat presisi dan akurasi tiap individu. Ketidaktellitian dalam bekerja dapat menyebabkan human error dalan pengukuran. Hal ini dapat diakibatkan dari tingkat kehandalan yang dimiliki oleh setiap individu. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Prastawa, dkk.2008  Manusia sebagai subjek dalam suatu sistem kerja mempunyai keterbatasan yang menyebabkan terjadinya kesalahan (human error). Dimana semakin tinggi keandalan manusia, maka semakin rendah tingkat kesalahan yang dilakukannya”.
Lalu pada tabel 2 dan 4. Terdapat hasil pengukuran perkelompok. Dari tabel 2 dan 4 dpat kita lihat tingkat presisi dan akurasi dari alat pengukuran berupa pipet tetets dan pipet bulk.  Ternyata, dari hasil yang didapatkan nilai presisi yang tertinggi terdapat pada pengukuran yang dilakuakan dengan menggunakan pipet bulk. Hal ini dapat dilihat pada hasil standar deviasi yang didapat dari pengukuran dengan pipet bulk lebih rendah, yakni 0,024 daripada standar deviasi pengukuran dengan menggunakan pipet tetes yakni 0,052. Lalu untuk akurasi. Ternyata, dari hasil yang didapatkan nilai akuarsi yang tertinggi terdapat pada pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan pipet bulk. Hal ini dapat dilihat pada hasil standar error yang didapat dari pengukuran dengan pipet bulk lebih rendah, yakni 0,006 daripada standar error pengukuran dengan menggunakan pipet tetes yakni 0,013. Pipet bulb merupakan pipet yang sudah dilengkapi dengan skala-skala yang biasanya dibagi sampai dengan seper sepuluh bagian kapasitas maksimumnya. Dengan adanya skala-skala ini, kita dapat mengukur cairan sampai dengan satuan volume tertentu yang dikehendaki (Permandi, 2010)
Lalu pada tabel 5. Terdapat pengukuran 50 ubin yang menggunakan penggaris biasa. Dari data pada tabel 5 dapat dilihat bahwa bahwa presisi dari data tersebut sangat rendah. Didapat standar deviasi dari data tesebut sangatlah besa yakni 497,93. Begitu juga dengan tingkat akurasinya yang rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai standar errornya yang besar yakni 70,42. Hal ini karena dari alat ukur yang digunakan berasal dari 2 penggaris yang ukuran dan ketelitiannya belum tentu sama. Juga kesalahan dari manusia yang tidak teliti dalam melakukan pengukuran tersebut. Baik dalam posisi memandang garis pada setiap pengukuran ubin. Seperti yang dikemukakan Ghozi, 2009. ” Ketika mengukur dengan menggunakan mistar, posisi mata hendaknya diperhatikan dan berada di tempat yang tepat, yaitu terletak pada garis yang tegak lurus mistarJika sampai mata berada diluar garis tersebut, panjang benda yang terbaca bisa menjadi salah. Bisa saja benda akan terbaca lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang sebenarnya. Akibat dari hal ini adalah terjadinya kesalahan dalam pengukuran yang biasa disebut kesalahan paralaks.

















BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Presisi  dan akurasi tertinggi saat pengukuran dengan pipit tetes dan pipet bulb diperoleh oleh rinni dengan standar deviasi dan standar error terendah dari nita dan yuna.
2.      Presisi pipet bulb lebih tinggi daripada presisi pipet tetes dengan standar deviasi 0,024
3.      Akurasi pipet bulb lebih tinggi daripada presisi pipet tetes dengan standar errornya 0,006
4.      Penggaris memiliki tingkat presisi dan akurasi yang rendah dengan standar deviasi  497,93 dan standar errornya 70,42dari pengukuran 50 ubin
5.      Tingakt presisi dan akursi data di pengaruhi dari ketelitian dan keakuratan alat yang digunakan serta dari orang yang melakukan pengukuran ( kehandalan dan posisi mata dalam mengukur).

B.     DAFTAR PUSTAKA

Anonim, tanpa tahun. Precision and  Accuracy .http://www .worsleyschool.net/science/files/precision/andaccuracy.html (25 Oktober 2010)
Ghozi, 2009. Ketidakpastian Pengukuran. http://www. geofacts.co.cc/2008/10/ketidakpastian-pengukuran.html (12 November 2010)
Permandi, Andi. 2010. Materi Pengenalan Alat. http://andimpermadi.blogspot.com/2010/07/materi-i-pengenalan-alat.html. (12 November 2010)
Prastawa, dkk.2008. Analisa Pengukuran Keandalan Manusia (Human Reliability Assessment) pada Pilot Penerbangan Komersial saat Fase Take-Off dan Landing. http://eprints.undip.ac.id/7045/ (12 November 2010)
Rahmantya, Krisna. 2009. Statistic for All. http://statforall. blogspot.com/2009/02/standard-error.html (25 Oktober 2010)
Riyanto, Yatim.1996. Penelitian Eksperimen.  http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/160-penelitian-eksperimen.html (diakses tanggal 20 Oktober 2010)
bab 6. Konsep Pengukuran.pdf (21 oktober 2010)




LAMPIRAN
·         Hasil percobaan pengukuran volume airdengan menggunakan pipet tetes
PERCOBAAN
YUNA
RINNI
NITA
1
0,2
0,29
0,29
2
0,22
0,25
0,34
3
0,24
0,25
0,35
4
0,2
0,28
0,35
5
0,26
0,28
0,34
Rata-rata
0,224
0,270
0,334
Standar Deviasi
0,026
0,019
0,025
Standar Error
0,012
0,008
0,011
·         Hasil percobaan pengukuran volume airdengan menggunakan pipet bulb
PERCOBAAN
RINNI
YUNA
NITA
1
0,35
0,39
0,29
2
0,35
0,36
0,37
3
0,37
0,37
0,35
4
0,36
0,34
0,34
5
0,39
0,36
0,36
Rata-rata
0,364
0, 364
0,342
Standar Deviasi
0,016
0,018
0,031
Standar Error
0,007
0,008
0,013
·         Hasil pengukuran panjang dan lebar dari 50 ubin dengan menggunakan penggaris
No
panjang (mm)
lebar (mm)
luas (mm2)


1
297
297
88209
639,92
409497,6064
2
295
295
87025
-544,08
296023,0464
3
296
295
87320
-249,08
62040,8464
4
294
295
86730
-839,08
704055,2464
5
295
294
86730
-839,08
704055,2464
6
295
296
87320
-249,08
62040,8464
7
296
295
87320
-249,08
62040,8464
8
295
295
87025
-544,08
296023,0464
9
296
297
87912
342,92
117594,1264
10
295
295
87025
-544,08
296023,0464
11
297
297
88209
639,92
409497,6064
12
295
296
87320
-249,08
62040,8464
13
297
296
87912
342,92
117594,1264
14
296
297
87912
342,92
117594,1264
15
296
295
87320
-249,08
62040,8464
16
296
295
87320
-249,08
62040,8464
17
296
294
87024
-545,08
297112,2064
18
295
295
87025
-544,08
296023,0464
19
296
295
87320
-249,08
62040,8464
20
295
295
87025
-544,08
296023,0464
21
296
296
87616
46,92
2201,4864
22
296
296
87616
46,92
2201,4864
23
298
297
88506
936,92
877819,0864
24
295
295
87025
-544,08
296023,0464
25
297
296
87912
342,92
117594,1264
26
297
296
87912
342,92
117594,1264
27
297
298
88506
936,92
877819,0864
28
295
295
87025
-544,08
296023,0464
29
296
296
87616
46,92
2201,4864
30
295
294
86730
-839,08
704055,2464
31
296
296
87616
46,92
2201,4864
32
295
294
86730
-839,08
704055,2464
33
297
297
88209
639,92
409497,6064
34
296
297
87912
342,92
117594,1264
35
296
296
87616
46,92
2201,4864
36
296
296
87616
46,92
2201,4864
37
295
297
87615
45,92
2108,6464
38
297
297
88209
639,92
409497,6064
39
297
297
88209
639,92
409497,6064
40
298
295
87910
340,92
116226,4464
41
298
297
88506
936,92
877819,0864
42
298
296
88208
638,92
408218,7664
43
296
298
88208
638,92
408218,7664
44
295
297
87615
45,92
2108,6464
45
296
296
87616
46,92
2201,4864
46
296
296
87616
46,92
2201,4864
47
296
295
87320
-249,08
62040,8464
48
296
295
87320
-249,08
62040,8464
49
295
296
87320
-249,08
62040,8464
50
296
296
87616
46,92
2201,4864
Rata-rata
87569,08




Standar Deviasi
497,93
Standar Error
70,42

1 komentar:

nadyaxing mengatakan...

The Red Wire Gold T-Shirt Black Titanium Wedding Band Band
T-Shirts Black. Red ford escape titanium 2021 Wire titanium flash mica Gold T-Shirt. Black. $39.95. A unique edge titanium design with a fallout 76 black titanium unique look. titanium eyeglass frames Red Wire Gold T-Shirt.